Selasa, 02 Juni 2009

Periodisasi seni rupa nusantara

Periodisasi seni rupa nusantara

Sejarah kesenian Indonesia, dalam perkembangan periodisasinya telah mengalami berbagai kemajuan seiiring dengan kompleksnya kebudayaan itu sendiri yang cenderung melesat tajam. Pada dasarnya, kesenian di Indonesia mempunyai lima tahap periodisasi kronologis yang juga mewakili tahapan kesenian lain yang tidak termaktup di dalamnya. Sedangkan periodisasi itu adalah:

1. Masa Prasejarah

Pada masa ini dibagi menjadi empat masa; pertama, Zaman Batu Tua (Paleolithic), dalam masa ini peninggalan-peninggalan seni yang paling menonjol adalah alat-alat batu yang dipecah secara kasar, seperti; alat pemotong, penumbuk serta kapak. Kedua, Zaman Batu Pertengahan (Mesolithic), karya seni yang penting di jaman ini adalah; lukisan-lukisan pada dinding-dingding batu terutama di bagian timur dari kepulauan. Ketiga, Zaman Batu Baru/ Akhir (neolithic), peradaban manusia yang telah mengenal pertanian dan kelautan telah melahirkan alat-alat seni yang berupa; gerabah, pembuatan kain dari kayu, pembentukan kayu dan batu yang telah dikembangkan kemudian alat mata panah dari batu, lumpang dan alu, beliung halus, hiasan dari kerang dan biji binatang serta manik-manik.

Pada zaman Megalith peninggalan kebudayaan yang cukup penting adalah; menhir peringatan, tempat duduk nenek moyang, altar di atas diatas bangunan berundak, peti dan sarkofagus serta patung-patung dan figur-figur yang dipahat dari batu-batu monolith besar. Dan yang terakhir Zaman Perunggu, peninggalan kesenian penting yang telah diwariskan adalah; ketrampilan dasar nenek moyang dalam peleburan logam serta pandai dalam lahirnya berbagai pandal logam yang telah mewarnai pada masa ini.

2. Masa Datangnya Agama (India)

Masa yang mulai penuh warna. Mengapa? Karena pada masa in nusantara mulai berani untuk bersentuhan dengan pelbagai dunia asing yang masuk melalui pelabuhan-pelabuhan yang tersebar di tanah air. Semisal dengan adanya asimilasi serta adaptasi kebudayaan India. Perkawinan antar pedagang pendatang dengan peribumi atau warga asli telah melahirkan sebuah kebudayaan maju nan komplek yang mampu berbicara banyak pada masa itu.

Pun juga dengan pertukaran barang-barang mineral dan logam sebagai tanda jasa baik alat pembayaran karena barter masih menjadi opsi mutlak ketika sistem uang belum banyak dikenal oleh khayalak penduduk setempat. Pun juga dengan menjamurnya berbagai patung-patung Budha dalam berbagai dewa-dewa yang diyakini dalam aliran kepercayaan mereka. Pendirian candi-candi kemudian monumen-monumen, batuan artefak.

Dan beragam pakaian serta perhiasan, senjata alat instrumental, musik, tari-tarian serta tingkah laku pendeta. Sedangkan pada bidang seni rupa; bangunan candi pada dinding gerbang pemendian seni.

3. Masa Islam

Keajaan-kerajan Islam yang muncul pertama kai di Sumatra telah memberi aroma lain pada perkembangan seni di nusantara. Namun dalam hal ini perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia lebih terfokus pada kesenian yang terjadi pada masa Islamisasi di Jawa. Kita melihat bagaimana peran yang sangat sentral dari sembilan wali yang telah mencoba mengislamkan penduduk Jawa tak hanya dari segi religi namun juga dalam kesenian. Ini dapat terlihat pada mulai munculnya kesenian gamelan, wayang kulit/ orang dan ketoprak yang tetap digemari hingga sekarang.

4. Masa Orang-orang Eropa

Bangsa-bangsa barat yang mulai merambah nusantara dari Portugis hingga yang terakhir Jepang, telah meletakkan dasar pemikiran keseniannya dalam perangai seni dan kesenian hampir di segala sektor. Semisal Portugis yang hanya singgah dalam beberapa tahun telah mampu dan sukses menularkan tradisi musik keroncong hingga sekarang, meskipun dalam awal penyusupannya hanya difokuskan di wilayah Indonesia bagian timur. Kemudian bangsa Belanda yang mulai menunggangi nusantara juga sngat getol dengan lukisan, puisi, menggambar dan berbagai cinderamata yang diberikan untuk raja-raja yang mau ikut tunduk kepada kebijakan pemerintahan kolonial.

5. Masa Kemerdekaan

Indonesia yang telah merdeka mempunyai hak penuh dalam mengelola keseniannya. Berbagai aliran seni telah lahir dan berkembang pada masa ini. Pelukis-pelukis kenamaan dari Jawa dan Bali telah hadir dan memberi warna segar dalam perkembangan seni di tanah air. Basuku Abdullah, Afandi dalan seantero nama-nama orang besar dalam perkembangan seni di nusantara.

Pun juga denga seni-seni yang lain yang tak kalah hebatnya mulai merambah dalam berbagai sektor. Pertunjukan, drama, opera hingga musik (dangdut) telah menjadi komoditi utama dalam menyerap masa yang begitu getolnya mengkomsumsi aliran musik ini.

Namun tentu saja perkembangan musik ini tidak berhenti hingga ini saja. Seiiring dengan berjalannya waktu perkembangan seni di nusantara tetap akan hadir senafas dengan semakin kompleksnya masyarakat yang begitu butuhnya akan keberadaan seni. Semakain tinggi tingakat pemikiran mereka, maka semakin maju pula keingginan mereka untuk mewujudkan seni yang mandiri, kompleks dan penuh inovasi.

History of Indonesia, in the development of periodisasinya have experienced progress seiiring with the complexity of culture itself that tends to melesat sharp. Basically, the arts in Indonesia have a five-stage periodisasi also represents a chronological stage of art that does not termaktup in it. While periodisasi are:

1. Prehistoric period

During this period divided into four; first, Zaman Batu Tua (Paleolithic), in this heritage-art heritage are the most prominent tools of stone roughly parsed, such as cutlery, and ax pounder. Second, the Middle Stone Zaman (Mesolithic), works of art that are important in this era are paintings on the wall-dingding stones, especially in the eastern part of the archipelago. Third, the New Stone Zaman / End (neolithic), the human civilization has been the agricultural and marine has delivered equipment in the form of art; gerabah, the making of cloth from the timber, the establishment of wood and stone tools have been developed and the arrows of stone, mortar and pestle, finely hatchet, ornament of shells and seeds and animal beads.

At the time of Megalith cultural heritage that is important; menhir warning, seat fathers, altar at the top of the building above berundak, chest and sarcophagus and statues and figures-figures that be chiselled out of stone-stone monolith large. And a bronze last Zaman, heritage arts that have been inherited are basic skills in the ancestor of metal smelting and clever pandal in the birth of various metals that have been coloring in this period.

2. Period of arrival Religion (India)

The start of color. Why? Because at the time in the archipelago began to come into contact with many foreigners who enter the world through the port-a port in the country. Such that the cultural adaptation and asimilasi India. Intermarriage with traders peribumi migrants or residents gave birth to a native culture developed nan complex that is capable of talking a lot at that time.

Also with the exchange of goods as minerals and metal decoration well as barter payment instruments is still a option when the system is absolutely not a lot of money khayalak known by local residents. The growth was also with the various statues of Buddha in various gods who believed in the flow of their beliefs. Establishment of temple and temple-monument, monuments, stone artefacts.

And a variety of clothing and jewelry, weapons equipment instrumental, music, dances and the behavior of clergy. While in the field of art; building on the temple walls, gates pemendian art.

3. Islamic Period
Keajaan-kerajan Islam that appears first in Sumatra kai gave flavor to the development of art in the archipelago. But in this case the development of the arts that occurred in Indonesia more focusing on the arts that occurred in the Islamization of Java. We see how a very central role of nine carers who have tried to circumcise people Java is not only in terms of religion but also in the arts. This can be seen at the start of the emergence of gamelan, wayang kulit / ketoprak and people who still tune until now.

4. The period of European

Western nations began to chop the Portuguese archipelago of Japan to the last, has put the basic idea keseniannya in art and nature art in almost all sectors. Such as Portuguese, which only come around in recent years has been able to successfully transmit and music tradition Keroncong until now, even in the early penyusupannya only focused in the area of the eastern part of Indonesia. Then the Dutch nation that started menunggangi nusantara also sngat diligent with painting, poetry, drawing and various souvenir was given to the kings who would like to participate subject to the colonial government policies.

5. Period of Independence

Indonesia has the sovereign has the right to manage in a full keseniannya. Various streams of art was born and developed in this period. Painter-famous painter from Java and Bali have been present and the color of fresh developments in the arts in the country. Basuku Abdullah, Afandi entire, in the names of people in the development of art in the archipelago.

Also with art-art that is not less terrible start reaching in various sectors. The show, drama, opera and music (Dangdut), has become a major commodity in the so absorbed getolnya mengkomsumsi flow of this music.

But of course the development of this music does not stop until this time. Seiiring time with the development of art in the archipelago will be present with the same breath that the more complex society such butuhnya presence akan art. Semakain high Tingakat their minds, the more advanced also keingginan their art to achieve an independent, complex and full of innovation.